RATU DARI TENDA REYOT


Di pinggiran Kampala, Uganda, seorang gadis kecil setiap harinya berjalan tanpa alas kaki, menelusuri jalanan berlumpur sambil mencari makanan di tempat sampah. Namanya Phiona Mutesi. Ia tak pernah mengenal sekolah dengan benar. Namun, suatu hari, langkahnya berhenti di depan sebuah tenda reyot—tempat anak-anak lain sedang mengelilingi papan catur.

Rasa ingin tahu menahannya di sana. Di tengah bau limbah dan suara gaduh pasar, ia belajar mengenal pion, benteng, kuda, menteri, dan raja. Ia belajar bahwa di atas papan 8x8 itu, kemiskinan punya kuasa. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk berpikir, merencanakan, dan menang.

Phiona belajar cepat. Ia mengalahkan anak-anak yang lebih tua, lalu menaklukkan turnamen-turnamen lokal, hingga akhirnya dikirim ke kompetisi internasional. Dari gubuk seng di Kawempe, ia terbang ke dunia yang bahkan tak pernah ia impikan.

Namun yang paling luar biasa bukan trofi atau pujian, melainkan cara ia melihat kehidupan sebagai permainan strategi: kadang kita harus mengorbankan sesuatu untuk melindungi sesuatu yang lebih besar; kadang kemenangan bukan soal skor, tapi keberanian untuk melangkah satu petak lebih jauh meski dunia tampak mustahil.

Kini, kisah Phiona bukan sekadar tentang anak miskin yang jadi juara dunia. Ia adalah cermin bagi siapa pun yang pernah merasa kecil, tak berdaya, atau tak pantas bermimpi. Sebab, sebagaimana dalam catur — bahkan bidak terkecil pun, jika melangkah terus ke depan, bisa menjadi ratu. @@@


#kisahnyata #kisahinspiratif

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "RATU DARI TENDA REYOT"

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :), jangan lupa tinggalkan jejak....