TAMAM SHUD, misteri pantai Somerton



Pagi itu, 1 Desember 1948, pantai Somerton memantulkan cahaya pucat dari matahari musim panas. Seorang pria terbaring di pasir, bersandar di dinding batu, seolah tertidur. Sepatunya masih mengilap. Wajahnya tenang, hampir damai—tapi napasnya sudah tak ada.

Polisi datang, bingung. Tak ada luka. Tak ada tanda kekerasan. Saku jasnya berisi tiket kereta yang tak pernah digunakan, sebatang rokok yang belum dinyalakan, dan secarik kertas kecil bertuliskan dua kata: “Tamam Shud.”
Kata dari bahasa Persia. Artinya: Telah berakhir.

Beberapa hari kemudian, di sebuah mobil tua yang ditinggalkan di dekat pelabuhan, ditemukan buku kecil—Rubaiyat of Omar Khayyam. Di dalamnya, ada kode tak terbaca dan nomor telepon seorang wanita. Saat polisi datang ke rumah wanita itu, ia pucat dan nyaris pingsan saat melihat foto sang pria. “Saya tidak tahu siapa dia,” katanya, tapi matanya gemetar.

Waktu berlalu, misteri menebal. Tak ada yang mengenalnya, tak ada sidik jari yang cocok di mana pun di dunia. Mayat itu dimakamkan tanpa nama. Di nisan hanya tertulis: Here lies the Somerton Man.

Dan setiap tahun, bunga segar muncul diam-diam di makamnya. Tak ada yang tahu siapa yang menaruh. Hanya angin laut yang berbisik:
“Tamam Shud—telah berakhir.”
Tapi misteri, seperti puisi, tak pernah benar-benar selesai. @@@

#kisahnyata #kisahmisterius

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TAMAM SHUD, misteri pantai Somerton"

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :), jangan lupa tinggalkan jejak....