Anak Ini Dicap Bodo, tapi Dunia Berterimakasih Kepadanya
Seorang anak kecil penasaran bagaimana telur bisa menetas? Ia lalu duduk berlama-lama di atas sarang ayam tetangga, berharap panas tubuhnya mampu mengerami telur hingga menetas. Tentu saja, percobaan itu gagal—tapi justru dari kegagalan itulah tampak benih rasa ingin tahu yang tak terbatas.
Sekolah pun bukan tempat nyaman baginya. Gurunya menganggap dia lamban, tak mampu mengikuti pelajaran. Sang ibu, Nancy Edison, marah ketika anaknya disebut “bodoh”, lalu memutuskan mengajarinya sendiri di rumah. Dari situlah rasa percaya diri anak itu tumbuh. Ia membaca apapun yang bisa ia temukan, melakukan percobaan, bahkan kadang menimbulkan kekacauan di rumah. Namun justru keberanian mencoba itulah yang membuatnya kelak berani menciptakan fonograf, lampu pijar, hingga sistem listrik yang mengubah dunia.
Ya, anak itu adalah Thomas Alva Edison.
Kisah Edison mengingatkan kita bahwa kegagalan atau ejekan bukanlah tanda akhir, melainkan bahan bakar. Seandainya Edison kecil menyerah saat diejek atau dihentikan ketika gagal mengerami telur ayam, mungkin dunia tak akan secerah hari ini. Kadang, yang kita perlukan hanyalah satu orang yang percaya pada kita—seperti ibunya percaya padanya—serta keberanian untuk terus mencoba meski tampak mustahil. Karena dalam setiap kegagalan, ada cahaya kecil yang menunggu untuk dinyalakan. @@@
0 Response to "Anak Ini Dicap Bodo, tapi Dunia Berterimakasih Kepadanya"
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :), jangan lupa tinggalkan jejak....