Buta dan Tuli, Tapi Menginspirasi Dunia

 

Helen Keller lahir pada tahun 1880 di Amerika Serikat. Di usia 19 bulan, sebuah penyakit misterius membuatnya kehilangan penglihatan dan pendengaran. Dunia menjadi gelap dan sunyi total. Ia tumbuh dengan amarah dan frustasi, karena tak bisa menyampaikan keinginannya. Bagi banyak orang, masa depannya dianggap tertutup.


Namun, segalanya berubah ketika Anne Sullivan, seorang guru muda yang juga pernah hampir buta, datang ke hidupnya. Sullivan dengan kesabaran tanpa batas mengajarkan Helen bahasa isyarat melalui sentuhan di tangan. Awalnya Helen menolak, tapi titik balik terjadi ketika ia menyadari bahwa gerakan tangan tertentu berarti “air”, saat Sullivan mengalirkan air ke tangannya. Dunia yang tadinya tertutup rapat, tiba-tiba terbuka.

Helen belajar dengan penuh semangat, hingga akhirnya bisa berbicara, membaca huruf Braille, menulis, bahkan kuliah di Harvard Radcliffe College. Ia menjadi perempuan tuli-buta pertama yang meraih gelar sarjana. Tak berhenti di situ, Helen Keller menulis buku, berpidato, dan berkeliling dunia untuk memperjuangkan hak penyandang disabilitas, perempuan, dan keadilan sosial.

Kisahnya mengajarkan bahwa keterbatasan bukanlah akhir, melainkan tantangan untuk menemukan jalan baru. Helen Keller pernah berkata, “Kegelapan tak bisa mengusir kegelapan; hanya cahaya yang bisa melakukannya.” Kata-kata itu lahir bukan dari teori, melainkan dari kehidupan yang benar-benar dilaluinya.

Dari sosok Helen, kita belajar bahwa manusia bisa kehilangan indra, tapi selama ada cahaya harapan dan keteguhan hati, tak ada yang benar-benar mustahil. @@@

foto: Wikipedia

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Buta dan Tuli, Tapi Menginspirasi Dunia"

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :), jangan lupa tinggalkan jejak....