KERBAU dan KATAK, SIMBIOSIS MUTUALISMEKAH?
Meski teknologi sudah canggih,
banyak belahan dunia yang masih misteri. Baru-baru ini jurnal ilmiah Acta
Herpetologica mengisahkan tentang “kerbau dan katak” di Turki. Saat musim
gugur, sudah biasa para petani di pesisir Laut Hitam melepaskan kerbau mereka
di rawa-rawa. Saat itulah katak-katak kecil memanjat bulu kerbau air dan
menumpang di punggungnya.
Seperti dilansir kompas.com (18-8-2017), fenomena alam itu dikisahkan oleh Piotr Zudniak, seorang pakar ekologi dari Adam Mickiewicz University, Polandia. Kaum akademisi pun ramai. Benarkah “kerbau dan katak” itu merupaksn sebuah simbiosis mutualisma? Ya, mereka ternyata baru tahu. Padahal para petani di Turki itu sejak mereka kecil sudah melihat pemandangan katak menclok di punggung kerbau itu.
Seperti dilansir kompas.com (18-8-2017), fenomena alam itu dikisahkan oleh Piotr Zudniak, seorang pakar ekologi dari Adam Mickiewicz University, Polandia. Kaum akademisi pun ramai. Benarkah “kerbau dan katak” itu merupaksn sebuah simbiosis mutualisma? Ya, mereka ternyata baru tahu. Padahal para petani di Turki itu sejak mereka kecil sudah melihat pemandangan katak menclok di punggung kerbau itu.
“Dalam suatu kesempatan ada
seekor kerbau air yang ditumpangi 27 katak, padahal rata-rata per kerbau
biasanya ditumpangi dua hingga lima katak,” kisah Piotr Zudniak. “Kerbau air
dan katak rawa itu memiliki hubungan simbiosis mutualisme. Saat musim gugur
tiba, jumlah katak di rawa-rawa meningkat tajam. Untuk menghindari persaingan,
katak-katak itu naik ke punggung kerbau dan memakan serangga yang beterbangan.”
Diceritakan juga simbiosis
mutualisme lainnya adalah kerbau air adalah mamalia berdarah hangat yang
berfungsi sebagai pemanas alami. Sementara katak berdarah dingan yang juga
perlu kehangatan. Bagi kerbau air, keuntungan kerjasama itu ialah mereka
terbebas dari lalat, kutu dan serangga lain yang membuat gatal dan membawa
penyakit.
Namun “penemuan” dan perkiraan
ini harus diteliti lebih lanjut lagi. Karena bagi Judith Brostein, seorang
pakar ekologi dari University of Arizona, perkiraan Piotr Zudniak dkk itu masih
meragukan. Simbiosis mutualisme di antara hewan vertebrata sangatlah langka.
“Kasus mutualisme yang paling
dipahami di antara dua spesies vertebrata biasanya melibatkan satu spesies yang
membersihkan parasit dari spesies lainnya, seperti ikan pembersih dan ikan
inangnya,” katanya kepada National Geographic (17-8-2017).
Jadi, “kerbau dan katak” ini
simbiosis mutualisme atau bukan? Sambil nunggu penelitian selanjutnya dan Dewan
Juri menerimanya, ada baiknya kita masing-masing menganalisa....
sumber foto: news.nationalgeographic.com
0 Response to "KERBAU dan KATAK, SIMBIOSIS MUTUALISMEKAH?"
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :), jangan lupa tinggalkan jejak....