ANAK NAKAL, KENAPA?
Waktu masih di Bandung, Semilir dan Rofi suka naik ke pagar. Di Cilembu sekarang rumahnya tidak berpagar, jadi mereka tidak bisa lagi naik. Lagipula, Semilir sepertinya sudah malu naik-naik pagar. Rofi kadang ketahuan naik ke pagar rumah orang. Naik ke pagar rumah, apakah suatu kenakalan?
Semilir dan Rofi suka sekali memanjat. Sewaktu belum tiga tahun Semilir ketahuan naik ke teralis sampai setinggi dua meter lebih. Bagaimana kalau dia jatuh? Setelah sekolah TK sampai SD, sering ketahuan naik ke pagar rumah. Apakah itu sebuah kenakalan?
Sepertinya tidak ada anak yang tidak pernah nakal. Anak yang lebih gampang diajak berbicara, lebih cepat mengerti mana yang baik dan tidak, sekali waktu pernah berperilaku nakal. Ya, karena “nakal” seringkali adalah cara anak berkomunikasi. Apakah dia ingin diperhatikan, ingin ada teman bermain, ingin melindungi dunianya, ingin bereksplorasi, dsb.
Perilaku yang sering dianggap nakal misalnya: berlari-larian ketika disuruh makan (bahkan saat disuapi pun masih berlari-larian), merebut mainan temannya, berteriak-teriak mengganggu, menangis sambil memukul-mukul karena main games-nya dihentikan, tidak bisa diam ketika diajak bertamu ke rumah kerabat, mencoret-coret dinding dan lantai, dan lainnya.
Main sampai lupa waktu, apakah suatu kenakalan? Ah, sepertinya banyak orang tua juga yang sering lupa waktu. Berarti mereka nakal, ya? model foto: Semilir dan Rofi. Ini foto tahun berapa, ya? Sepedanya kemana sekarang?
Biasanya ada tiga unsur yang sering menjadi kambing-hitam bila anak nakal. Orang tua, teman-temannya, dan lingkungan sekitar. Seringkali ketiga unsur itu saling menyalahkan. Banyak orang tua yang menyalahkan lingkungan. Misalnya, karena anak-anak di sekitar rumah diperbolehkan main games dalam waktu lama, anaknya jadi marah ketika dihentikan bermain gamesnya. Banyak orang tua juga yang menyalahkan teman-teman anaknya yang selalu mengajak bermain hujan-hujanan sampai anak itu sakit. Lingkungan juga menuduh orang tua yang plin-plan, tidak bisa menerapkan disiplin, dan tidak memberi contoh yang baik.
BERBICARA DAN BATAS NAKAL
Nakal seperti apapun yang dilakukan seorang anak, sebenarnya masih bisa ditolerir ketika seorang anak masih bisa diajak bicara. Misalnya, setelah menangis dan memukul-mukul karena diberhentikan main gamesnya, setelah anak merasa tenang, mulai deh diajak bicara. Kasih anak pengertian: boleh main games tapi ada batasan waktunya. Misalnya boleh main setiap hari Sabtu-Minggu (bagi anak yang sudah sekolah) dengan waktu 2 jam. Bila sudah melebihi dua jam, anak harus diperingati dan konsekwen dengan kesepakatan.
Tapi ada juga anak yang meski sudah diajak bicara, akhirnya melakukan lagi. Ini yang sulit. Kita harus mencari tahu, mengapa anak itu melakukan seperti itu? Apakah khilap atau disengaja. Biasanya bila merasa khilap, anak juga tidak segan meminta maaf. Ya, itu juga dengan syarat orang tua memberi contoh MEMINTA MAAF setiap melakukan kekhilapan.
Tapi bagaimanapun harus ada Batas Nakal. Bila kenakalan itu sudah merupakan pembangkangan, sudah membahayakan dirinya atau temannya, orang tua wajib menegurnya. ***
0 Response to "ANAK NAKAL, KENAPA?"
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :), jangan lupa tinggalkan jejak....