Anak SMP Nikah, Gaya Hidup atau Bikin Susah Hidup?

Unggahan foto seorang gadis berusia 15 tahun di akun facebook bernama Amanda Safitri langsung menjadi viral. Penyebabnya adalah fotonya itu tentang pernikahannya dengan Muhammad Fitrah Rizky (Gaston) yang berlangsung 17 Mei 2017. Ribuan komentar dan ribuan kali dibagikan menghias foto-foto anak yang masih SMP itu.


Menikah dini sebenarnya bukan hanya fenomena hari ini. Jaman dahulu perempuan menikah 12-15 tahun adahal hal yang biasa. Kita masih bisa bertanya kepada nenek, kakek, atau buyut, pasti ada di antara mereka yang menikah muda. Ditambah belum populernya alat kontrasepsi, pernikahan dini itu menghasilkan anak yang banyak. Orang tua dulu mempunyai anak belasan adalah sesuatu yang biasa.
Jadi, apa masalahnya pernikahan dini? Bukankah nenek-kakek kita, atau buyut kita, menikah dini dan mereka banyak yang baik-baik saja? Beda jaman beda lagi persoalan. Dulu menikah dini karena tradisi. Pengaruh dari luar juga belum begitu keras. Ilmu pengetahuan dan teknologi belum memanaskan planet bumi ini. Jadi resiko menikah dini, seperti masalah mental dan pendidikan, bisa ditekan. Hanya resiko kesehatan yang dulu sering bermasalah.
Makanya saat ini pun ada kalangan yang mendukung menikah dini. Mereka beralasan bahwa menikah dini menyelamatkan dari perilaku seks bebas. Bila ada gaya hidup asyik melajang, maka menikah dini adalah kebalikannya. Sama-sama punya resikonya. Benarkah seperti itu? Benarkah menikah dini adalah sebuah gaya hidup?
Sinetron Pernikahan Dini, adakah pengaruh kepada anak menikah dini? (foto: katalebay.xyz)

Mungkin bila masa pendidikan sudah selesai, pendapat seperti itu masih bisa dipertimbangkan. Tapi bila usia dini (14-17), resikonya terlalu tinggi. Minimal ada tiga masalah mendasar yang mesti dipertimbangkan sebelum memutuskan menikah dini.
  1. Masalah mental. Menurut psikolog Loza Marielly Dzaprie yang dilansir ditik.com (20-6-2017), fenomena menikah dini membuat mereka akan ketinggalan fase psikologis sesuai umurnya. “Hal tersebut dapat menyebabkan pasangan muda ini kurang cakap untuk mengatasi konflik yang mungkin akan timbul setelah mengalami kehidupan rumah tangga” katanya. Belum lagi kalau kemudian mempunyai anak, pasangan muda bisa dibilang “belum siap” dalam mengasuh. Perempuan.com (26-3-2017), melansir salah satu resiko pernikahan dini ada pada pola pengasuhan anak. “Usia muda biasanya identik dengan sikap egois dan labil. Hal ini tentu tidak baik jika diterapkan dalam pola mengasuh anak. Pasalnya dalam mengasuh anak diperlukan sikap kedewasaan dan kesabaran ekstra dari seorang ibu,” tulis perempuan.com.
  2. Masalah pendidikan. Untuk jaman sekarang, menikah dini mempunyai resika besar dalam pendidikan. Karena biasanya pasangan muda menghentikan proses pendidikannya. Bkkbn.go.id (5-4-2016) melansir bahwa pernikahan dini mengakibatkan si anak tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 5.6 persen anak kawin dini yang masih melanjutkan sekolah setelah kawin.
    Image: biosains08.wordpress.com

  3. Masalah kesehatan juga termasuk yang harus dipertimbangkan. Dr. Cynthia dalam bkkbn.go.id menyakatan bahwa ada beberapa bahaya yang akan timbul dari pernikahan dini. Di antaranya: Secara organ reproduksi (wanita) belum siap untuk berhubungan atau mengandung, sehingga jika hamil beresiko mengalami tekanan darah tinggi. Sel telur juga belum siap. Resikonya adalah mengalami kanker seviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar resiko daerah reproduksi terkontaminasi virus. Wallahu a’lam.
 foto sampul: akun facebook Amanda Safitri

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Anak SMP Nikah, Gaya Hidup atau Bikin Susah Hidup?"

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :), jangan lupa tinggalkan jejak....