Jack the Ripper Hampir Terkuak
Pada musim gugur 1888, kabut tebal menyelimuti distrik Whitechapel, London Timur. Di tengah kemiskinan dan jalanan sempit yang dipenuhi rumah bordil, seorang pembunuh berantai yang kelak dikenal sebagai Jack the Ripper muncul. Dunia mengenalnya melalui lima korban resminya—Mary Ann Nichols, Annie Chapman, Elizabeth Stride, Catherine Eddowes, dan Mary Jane Kelly—tapi catatan polisi saat itu menunjukkan lebih dari seratus serangan terhadap perempuan miskin di wilayah itu. Sebagian besar kasus hilang dalam tumpukan laporan yang kacau, mencerminkan keterbatasan kepolisian dan ketidakpedulian terhadap kelas bawah.
Fakta jarang diungkap adalah bahwa penyelidikan melibatkan surat-surat misterius yang dikirimkan ke kantor berita, termasuk yang bertanda tangan “Jack the Ripper.” Namun beberapa ahli forensik modern meyakini surat-surat itu rekayasa jurnalis untuk menjual berita. Bukti nyata sangat minim: tidak ada sidik jari, tidak ada saksi mata yang konsisten. Meski begitu, teori mengenai pelaku mencakup dokter bedah, bangsawan, bahkan pelukis terkenal. Kasus ini menjadi simbol kegagalan sistem hukum dan sosial Victorian dalam melindungi kaum miskin.
Whitechapel kala itu bukan hanya panggung kejahatan, tetapi juga cermin ketimpangan sosial. Orang-orang yang hidup di sana jarang dicatat sejarah kecuali ketika mereka mati tragis. Nama-nama korban kini diperingati di tur wisata London, namun kisah hidup mereka nyaris tak terdengar.
Misteri Jack the Ripper tetap hidup lebih dari seabad kemudian, menginspirasi novel, komik, serial TV, hingga film populer seperti From Hell (2001). Ironisnya, ketidakmampuan mengungkap pelaku justru menjadikan kisah ini abadi: sebuah teka-teki yang membuat dunia bertanya-tanya tentang wajah kejahatan dan bayang-bayang kemanusiaan yang kita abaikan. @@@

0 Response to "Jack the Ripper Hampir Terkuak"
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :), jangan lupa tinggalkan jejak....