HILANGNYA PESAWAT MH370, MISTERI SAMPAI KINI

Pada 8 Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines MH370 lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Malam itu tampak biasa—penumpang bersiap tidur atau menatap layar hiburan, sementara kru kabin bekerja seperti rutinitas sehari-hari. Namun, satu jam setelah keberangkatan, pesawat itu menghilang dari radar sipil tanpa jejak. Dalam hitungan menit, dunia kehilangan sebuah Boeing 777 dan 239 jiwa di dalamnya.

Pencarian dimulai, dan misteri pun tercipta. Jejak terakhir MH370 terekam oleh radar militer, menunjukkan pesawat berbelok tajam dari rute semula dan menuju Samudra Hindia. Teori demi teori bermunculan: pembajakan, kesalahan teknis, sabotase, bahkan konspirasi internasional. Potongan puing yang ditemukan di pesisir Afrika Timur hanya menambah tanda tanya—potongan itu nyata, tapi tidak ada satu pun yang bisa memastikan mengapa pesawat itu jatuh, atau di mana tepatnya bangkainya bersemayam.

Misteri MH370 bukan sekadar kisah teknologi canggih yang gagal mendeteksi sebuah pesawat; ia menjadi cermin tentang rapuhnya kendali manusia di era modern. Di zaman GPS dan satelit, kenyataan bahwa sebuah pesawat raksasa bisa lenyap begitu saja membuat banyak orang merenung: seberapa besar yang kita ketahui, dan seberapa banyak yang masih tersembunyi? Bagi keluarga korban, misteri ini adalah luka yang tak pernah sembuh, terjebak di antara harapan dan kenyataan.

Kisah hilangnya MH370 telah menginspirasi berbagai dokumenter, seperti MH370: The Plane That Disappeared (2023) produksi Netflix, yang menggali teori dan cerita para keluarga korban. @@@

Subscribe to receive free email updates: