IKAN PUNGGUNG DURI SI PEMBUAT SARANG

Membuat sarang yang bulat, nyaman dan hangat untuk ditinggali, bukan hanya keterampilan burung. Karena ada ikan juga yang membuat sarang seperti sarang burung. Buat apa gunanya sarang bagi ikan? Ah, perkirakan saja sendiri jawabannya.

Ikan punggung duri jantan membuat sarang dari ranting dan akar tumbuhan air. Sarang itu disusun bulat menyerupai sarang burung. Tentu bukan pekerjaan ringan. Tapi si jantan tidak mengenal lelah. Karena bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup spesiesnya adalah cara menjalani hidup yang indah. Pembangunan sarang ini biasanya dilakukan menjelang musim panas atau musim semi. Oh iya, ikan punggung duri ini bisa hidup di air tawar atau air asin.

Setelah sarang selesai, si jantan mengundang betinanya. Mereka melihat-lihat rumah buatan si jantan. Kira-kira akan terjadi adu-tawar nggak, ya? Misalnya, si betina menolak karena ternyata sarangnya kurang megah, kurang mewah, kurang wah. Atau sarang sesederhana apapun, bila sudah cinta, mereka pun menikah. Atau... ada kemungkinan lainnya?

Jelasnya, bila si betina merasa cocok, senang hatinya, dia akan masuk ke sarang. Mereka bercanda, saling mencolek, dan akhirnya si betina bertelur. Telurnya tidak banyak, hanya sekitar 20-30 butir saja. Si jantan lalu membuahinya. Tragisnya, setelah bertelur si betina akan pergi. Entah dia pergi ke mana, dan entah bagaimana perasaannya. Apakah dia bersedih, berbesar hati memberi kesempatan kepada pasangannya untuk mengurus telur mereka. Atau melupakan begitu saja dan mencari pasangan lain. Atau... ada kemungkinan lainnya?

Si jantan menjadi sedikit temperamental sejak ditinggal betinanya. Sepertinya bukan marah, galau, karena ditinggalkan. Tapi karena dia lebih berhati-hati menjaga telur mereka, buah hati mereka. Bila ada ikan lain mendekat, atau musuh-musuhnya, dia akan segera mengusirnya. “Pergi menjauh...! Saya rela berkelahi sampai mati bila kalian mengganggu telur-telur kami!” bentak si jantan. Durinya di punggung berdiri tegak, tidak takut melawan pedang sekalipun.

Dan akhirnya, alhamdulillah, anak-anak ikan berenang di sekitar sarang. Si jantan tentu senang. Dia bercanda, membawa main anak-anaknya. Sampai dewasa si jantan akan mengasuh anak-anaknya. Bermain, mengajarkan mencari makanan, mempertahankan diri dari serangan musuh. Dan tentu keterampilan lainnya yang mesti dipunyai seekor ikan punggung duri. Btw, si betina kenapa tidak diceritakan lagi, ya? **

sumber foto: Widya Wiyata Pertama, Tigaraksa

Subscribe to receive free email updates: