AIR DAN POHON ITU SEPASANG KEKASIH
Bermain di air sungai,
sepertinya hanya mimpi bagi anak di kota besar sekarang ini.
Tanggal 22 Maret adalah Hari Air Sedunia. Adakah yang tahu? Pasti banyak yang tidak tahu. Tapi tidak masalah. Mau tidak tahu, baru tahu, sudah tahu lama tapi tidak pernah memperingati; SAMA SAJA. Sing penting, pada hari yang (mudah-mudahan) berbahagia ini, mulai detik ini, MARI KITA MERENUNG TENTANG AIR.
Kita adalah air? Begitulah
menurut pengetahuan, tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air. Tentu saja
tergantung ukuran badan. Setiap hari, manusia butuh satu liter sampai tujuh
liter air, untuk menghindari dehidrasi. Tentu itu juga tergantung aktivitas,
suhu, kelembaban dan faktor lainnya. Orang yang berjalan kaki menyusuri tepi
hutan (apalagi waktu terik matahari) pasti berbeda kebutuhan airnya dengan yang
hanya duduk di depan laptop (meski dia surfing keliling dunia).
Apakah air hanya berbentuk cair? O, tentu tidak. Karena air juga ada yang
membeku (es) dan uap. Jangan berpikir air beku itu apa yang ada di kulkas. Air
beku itu besar jumlahnya. Ya, itu yang ada di kutub kan air beku yang berupa
hamparan es dan gunung-gunung. Makanya kenapa atmosfir jangan sampai rusak,
lapisan ozon jangan sampai semakin tipis, nanti bumi semakin panas, dan
gunung-gunung es di kutub mencair. Nanti celaka, kota-kota pantai bisa-bisa
menghilang terendam banjir abadi.
Teori seperti itu sih
kecil. Kita sudah tahu sejak SD.
Sumber air bisa jadi tempat
wisata yang menyenangkan, Floating Market di Lembang contohnya. Dan sang foto
model dadakan sedang bergaya.... hah, foto tahun berapa ini? Semilir masih cantik (kok, dibilang masih?), ya iyalah, sekarang kan semakkiiinn cantik hehe.
Ada lagi yang disebut
SIKLUS AIR. Air menguap karena panas sinar matahari, berkumpul jadi awan,
kemudian turun lagi berupa hujan. Hujan yang membuat tanah basah dan
bermunculannya aliran-aliran air di permukaan tanah. Itu siklus air.
Itu lebih kecil lagi. Sejak
TK kita sudah diajarin.
Tapi kenapa ya semakin
banyak wilayah yang kekurangan AIR BERSIH. Di kita saja, air jadinya “sahabat
yang dirindukan dan yang dibenci”. Begitu kemarau, banyak yang menjerit
kekeringan. Umat Islam sholat istisqo di mana-mana. Giliran turun hujan,
langsung berita banjir terjadi di mana-mana. Mengapa?
Karena kita itu BUKAN
PINTAR. Tapi SOK PINTAR. Sudah tahu siklus air itu membutuhkan tumbuh-tumbuhan
agar air terserap tanah dan terikat lebih lama. Eh, mencintai lingkungan,
memelihara tumbuhan, HANYA SEREMONIAL. Ada yang mengibarkan bendera: Gerakan
Semilyar Pohon. Nanam pohon di sana nanam pohon di sini, jepret difoto (kadang
selfie), masuk televisi, ramai di internet. Tapi hektaran hutan hilang setiap
hari DIAM SAJA.
Ilegal loging membuat hektaran hutan gundul dalam sekejap. Sedih banget lihatnya, tapi foto ini kan perlu buat ilustrasi. (foto: pasirblog.blogspot.com)
Haha... kenapa artikelnya
jadi serius begini? Sori menyori. Sing penting bagi kita yang kecil dan lemah
ini (maksudnya masing-masing individu), MARI KITA CINTAI LINGKUNGAN dengan
(mulai dari) perilaku yang sederhana dan kecil. Tidak membuang sampah
sembarangan, ikut serta mengelola sampah (minimal memisah sampah basah dan
kering), dan MENANAM POHON SAAT HARI KELAHIRAN. Jadi kalau ada teman,
saudara,kenalan lainnya, berulang tahun (di facebook kan suka dikasih tahu),
ucapkanlah: KAMU AKAN LEBIH BAHAGIA DENGAN MENANAM MINIMAL SEBATANG POHON PADA
HARI KELAHIRANMU.
Lho, kok malah ngomong
tentang POHON, sekarang kan HARI AIR SEDUNIA. Bawel ah dirimu! AIR DAN POHON
ITU KAN SEPASANG KEKASIH. Sudah. Terlalu panjang nanti diprotes pembaca.
22-3-2017
0 Response to "AIR DAN POHON ITU SEPASANG KEKASIH"
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat :), jangan lupa tinggalkan jejak....